Pages

Sabtu, 15 November 2014

REVOLUSI HIJAU PENGERTIAN DAN DAMPAKNYA (III)

   1.     Pengertian
     Revolusi hijau (Green Revolution) adalah revolusi di bidang pertanian dengan beralihnya cara bercocok tanam dari tradisional ke modern sehingga dapat mempercepat hasil produksi pertanian. Revolusi hijau ditandai dengan mulai digunakannya alat alat pertanian yang modern dan ditemukannya bibit-bibit unggul dari berbagai varietas seperti padi, jagung dan gandum.

            Tujuan dari revolusi hijau ini adalah untuk meningkatkan produksi hasil pertanian sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan nasional.
           
2.     Revolusi Hijau di Indonesia
            Gerakan Revolusi Hijau dijalankan di Indonesia sejak rezim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi hanya mampu dalam waktu lima tahun, yakni antara tahun 19841989. Disamping itu, Revolusi Hijau juga telah menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar, dan petani kaya di pedesaan, serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan. Sebab sebelum Revolusi Hijau dilaksanakan, keadaan penguasaan dan pemilikan tanah di Indonesia sudah timpang, akibat dari gagalnya pelaksanaan Pembaruan Agraria yang telah mulai dilaksanakan pada tahun 1960 sampai dengan tahun 1965.
              Pada dasarnya kebijakan-kebijakan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Presiden Soeharto pun mendapatkan gelar Bapak Pembangunan karena berhasil mewujudkan pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada masa ini juga menimbulkan sisi negative yang ditandai dengan munculnya gejala crony capitalism yaitu istilah yang merujuk pada kapitalis-kapitalis yang melingkari pemerintahan Orde Baru berdasarkan asas-asas kekerabatan. Adanya crony capitalism tersebut telah memunculkan ketidakmerataan ekonomi yang imbasnya dirasakan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah. Kondisi tersebut memunculkan penyakit sosial yang menghinggapi elemen pemerintahan dan masyarakat yang kemudian dikenal dengan praktik KKN.

              Kebijakan modernisasi pertanian pada masa Orde baru dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau. Revolusi Hijau merupakan perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern. Revolusi Hijau (Green Revolution) merupakan suatu revolusi produksi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai varietas, gandum, padi, dan jagung yang mengakibatkan tingginya hasil panen komoditas tersebut.

              Tujuan Revolusi hijau adalah mengubah petani-petani gaya lama (peasant) menjadi petani-petani gaya baru (farmers), memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi nasional. Revolusi hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan para petani pada cuaca dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan produksi bahanmakanan.

              Latar belakang munculnya revolusi Hijau adalah karena munculnya masalah kemiskinan yang disebabkan karena pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat tidak sebanding dengan peningkatan produksi pangan. Sehingga dilakukan pengontrolan jumlah kelahiran dan meningkatkan usaha pencarian dan penelitian binit unggul dalam bidang Pertanian. Upaya ini terjadi didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Thomas Robert Malthus.

            Orde baru menerapkan Panca Usaha Tani sebagai dasar pelaksanaan revolusi hijau:
1.      Pemilihan dan penggunaan bibit unggul
2.      Pemupukan secara teratur
3.      Pengairan atau irigasi yang cukup
4.      Pemberantasan hama secara intensif dan efektif
5.      Teknik penanaman yang teratur
       Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.
Selain itu Pemerintahan Orde Baru juga menerapkan empat usaha pokok untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, yaitu:
1.      Intensifikasi pertanian, yaitu usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan cara menerapkan program Panca Usaha Tani
2.      Ekstensifikasi pertanian, yaitu usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan cara membuka lahan baru
3.      Diversifikasi pertanian, yaitu usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan cara menambah keanekaragaman usaha pertanian
4.      Rehabilitasi pertanian, yaitu usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan cara pemulihan kemampuan daya produksi sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Keuntungan adanya revolusi hijau di Indonesia:
a. Meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
b. Peningkatan produksi pangan menyebabkan kebutuhan primer masyarakat industri menjadi terpenuhi.
c. Indonesia berhasil mencapai swasembada beras. contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada dan bisa mengekspor beras ke India.
d. Kualitas tanaman pangan semakin meningkat.

       Dampak negatif dari adanya revolusi hijau di Indonesia:
1.     Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
2.      Penurunan keanekaragaman hayati.
3.      Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
4.      Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten



Daftar Pustaka
  • 1.      www.planthospital.blogspot.com “Revolusi Hijau”  
  • 2.        www.wikipedia.org “Revolusi Hijau”
  • 3.      www.Bimbie.com “Revolusi Hijau pada Orde Baru”







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN UNGGULAN

KISI-KISI SEJARAH X SOAL AKM

  CONTOH KISI -KISI SOAL AKM KLS X  MATA PELAJARAN IPS SEJARAH TAHUN 2022-2023