Islam tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bukti keberadaan Islam itu dapat dilihat bukan saja dari para pemeluknya yang memiliki pengikut paling besar di Indonesia.
Bukti historis dan arkeologis juga mendukung keberadaan Islam di Indonesia.
Bukti historis dan arkeologis dapat dilihat pada budaya dan tradisi yang telah lama hidup dan berkembang pada masyarakat.
Peninggalan Islam yang dapat kita saksikan hari ini merupakan perpaduan antara kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam dapat kita temukan antara lain dalam bentuk bangunan (masjid, makam) dan seni.
Baca juga: 30 Pilihan ganda Soal Kerajaan Islam dan jawabannya
a.
Peninggalan dalam Bentuk Bangunan
Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton, dan makam (nisan).
Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton, dan makam (nisan).
baca juga : Niat zakat fitrah untuk diri sendiri dan anggota keluarga
1) Masjid
Masjid merupakan tempat salat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah.
Namun, biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun adalah tempat bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya rakyat dan rajanya sebagai sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan bertindak sebagai imam dalam memimpin salat.
Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas sebuah masjid ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun, makin ke atas makin kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.
Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya berbentuk susunan payung-payung yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan
bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.
Beberapa di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya menara Masjid Kudus yang memiliki bentuk dan struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura Taman Ayun. Kul-kul memiliki fungsi yang sama dengan menara, yakni memberi informasi atau tanda kepada masyarakat mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan suci atau yang lain dengan dipukulnya kul-kul dengan irama tertentu.
2. Masjid Agung Banten - Banten
Masjid Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Banyak loh para peziarah yang datang, bukan hanya dari banten dan jawa barat, tapi banyak juga dari daerah di pulau jawa. Yang menjadi ciri khas Masjid Agung Banten ini adalah atap bangunan yang bertumpuk lima mirip dengan pagoda china yang didesain oleh Tjek Ban Tjut. disamping itu ada juga menarah setinggi 24 meter yang terbuat dari batu bata dengan anak buah tangga berjumlah 83. Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara ini juga digunakan sebagai tempat menyimpan senjata. Dan satu info lagi, di masjid ini terdapat kompleks pemakaman para sultan-sultan.
3. Masjid Cirebon - Jawa Barat
4. Masjid Kudus - Jawa Tengah
5. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Konon katanya masjid ini dijadikan tempat berkumpul para wali yang menyebarkan agama islam dipulau jawa. Masjid ini didirikan oleh Raden Patah yaitu raja pertama kesultana Demak bersama para wali. Apasih yang menjadi daya tarik dari masjid ini, sampai-sampai masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs warisan Dunia UNESCO tahun 1995? Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H. Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.
6. Masjid Sunan Ampel
Tak Banyak yang saya tau tentang masjid ini, hanya bebarapa artikel dari tetangga. Masjid Ampel adalah sebuah masjid kuno yang terletak di kelurahan Ampel, kecamatan Semampir, kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid seluas 120 x 180 meter persegi ini didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekatnya terdapat kompleks pemakakaman Sunan Ampel. Masjid yang saat ini menjadi salah satu objek wisata religi di kota Surabaya ini, dikelilingi oleh bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab disekitranya. Disamping kiri halaman masjid, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.
7. Masjid Katangka
8. Masjid Sultan Ternate
2) Makam dan Nisan
Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan pada makam tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam yang terkenal antara lain makam para anggota Walisongo dan makam raja-raja.
Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa makam berikut.
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(2) Makam Walisongo
(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)
(4) Makam Raja Gowa
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa nisan berikut.
(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);
(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik alsaleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);
(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;
(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan
(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.
3). Keraton
Keraton adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting yang menyangkut urusan kerajaan dan sebagai tempat tinggal raja beseta keluarganya. Bangunan utama keraton dikelilingi pagar tembok, parit atau sungai kecil. Di depan keraton terdapat halaman luas yang disebut sebagai alun-alun. Fungsi alun-alun antaralain untuk:
Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah kaligrafi.
Kaligrafi adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab. Kaligrafi dapat ditemukan pada makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.
Karya sastra yang dihasilkan cukup beragam. Para seniman muslim menghasilkan beberapa karya sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab.
Syair banyak dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang terkenal adalah Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si Dang Fakir.
Syair-syair sejarah peninggalan Islam antara lain Syair Kompeni Walanda, Syair Perang Banjarmasin, dan Syair Himop. Syair-syair fiksi antara lain Syair Ikan Terumbuk dan Syair Ken Tambunan.
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan tokoh sejarah. Peninggalan Islam berupa hikayat antara lain, Hikayat Raja Raja Pasai, Hikayat Si Miskin (Hikayat Marakarma), Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar Manikam.
Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Peninggalan Islam berupa suluk antara lain Suluk Wujil, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sukarsa, Suluk Syarab al Asyiqin, dan Suluk Malang Sumirang.
Babad adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin), Babad Raja-Raja Riau, Babad Demak, Babad Cirebon, Babad Gianti.
Adapun kitab-kitab peninggalan Islam antara lain Kitab Manik Maya, Us-Salatin Kitab Sasana-Sunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, serta Sastra Gending karya Sultan Agung.
DAFTAR PUSTAKA
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/peninggalan-peninggalan-sejarah.html
1) Masjid
Masjid merupakan tempat salat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah.
Namun, biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun adalah tempat bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya rakyat dan rajanya sebagai sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan bertindak sebagai imam dalam memimpin salat.
Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas sebuah masjid ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun, makin ke atas makin kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.
Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya berbentuk susunan payung-payung yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan
bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.
Beberapa di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya menara Masjid Kudus yang memiliki bentuk dan struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura Taman Ayun. Kul-kul memiliki fungsi yang sama dengan menara, yakni memberi informasi atau tanda kepada masyarakat mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan suci atau yang lain dengan dipukulnya kul-kul dengan irama tertentu.
Beberapa
kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia adalah:
1.Masjid Raya Baiturrahman - Banda Aceh
Sebelum dibangun kembali masjid raya
Baiturrahman merupakan peninggalan kerajaan aceh pada abad 15 M, terletak
dijatung kota ibukota provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tepatnya dikota Banda
Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota Banda
Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda
membangun kembali sebuah masjid sebagai penggantinya. Menurut referensi yang
saya baca kubah masjid raya ini berjumlah 7 Buah. Masjid ini merupakan salah
satu masjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran
yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam
ruangan masjid tersebut. Dan tahukah kamu ? waktu gempa dan tsunami (26
Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa
kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini, subhanallah.
2. Masjid Agung Banten - Banten
Masjid Agung Banten adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Banyak loh para peziarah yang datang, bukan hanya dari banten dan jawa barat, tapi banyak juga dari daerah di pulau jawa. Yang menjadi ciri khas Masjid Agung Banten ini adalah atap bangunan yang bertumpuk lima mirip dengan pagoda china yang didesain oleh Tjek Ban Tjut. disamping itu ada juga menarah setinggi 24 meter yang terbuat dari batu bata dengan anak buah tangga berjumlah 83. Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara ini juga digunakan sebagai tempat menyimpan senjata. Dan satu info lagi, di masjid ini terdapat kompleks pemakaman para sultan-sultan.
baca juga : Peran Indonesia dalam konflik Kamboja |
3. Masjid Cirebon - Jawa Barat
Masjid Agung Sang Cipta Rasa atau dikenal juga sebagai Masjid Agung Kasepuhan
atau Masjid Agung Cirebon adalah sebuah masjid yang terletak di dalam
kompleks Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Masjid dengan ciri
khas yang terletak pada atapnya yang tidak memiliki kemuncakk atap sebagaimana
yang lazim ditemui pada atap masjid-masjid di Pulau Jawa. Masyarakat Cirebon
tempo dulu terdiri dari berbagai etnik. Hal ini dapat dilihat pada arsitektur
Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang memadukan gaya Demak, Majapahit, dan Cirebon.
4. Masjid Kudus - Jawa Tengah
Masjid Menara Kudus (disebut juga dengan Masjid Al Aqsa dan Masjid Al
Manar) adalah sebuah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549
Masehi atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari
Palestina sebagai batu pertama. Masjid ini terletak di desa Kauman, kecamatan
Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tentunya masjid ini mempunya ciri khas
yaitu menara yang serupa atau mirip bangunan candi, dan tahukah anda bahwa
mesjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya hindu. Dan untuk
menyambut bulan ramadan biasanya masjid ini menjadi pusat keramaian pada
festival dhandhangan. bagi yang belum tau festival ini ini saya kasih linknya. klik
5. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Konon katanya masjid ini dijadikan tempat berkumpul para wali yang menyebarkan agama islam dipulau jawa. Masjid ini didirikan oleh Raden Patah yaitu raja pertama kesultana Demak bersama para wali. Apasih yang menjadi daya tarik dari masjid ini, sampai-sampai masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs warisan Dunia UNESCO tahun 1995? Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H. Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.
6. Masjid Sunan Ampel
Tak Banyak yang saya tau tentang masjid ini, hanya bebarapa artikel dari tetangga. Masjid Ampel adalah sebuah masjid kuno yang terletak di kelurahan Ampel, kecamatan Semampir, kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid seluas 120 x 180 meter persegi ini didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekatnya terdapat kompleks pemakakaman Sunan Ampel. Masjid yang saat ini menjadi salah satu objek wisata religi di kota Surabaya ini, dikelilingi oleh bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab disekitranya. Disamping kiri halaman masjid, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.
7. Masjid Katangka
Masjid Al-Hilal atau lebih dikenal dengan nama Masjid Katangka
adalah salah satu masjid tertua di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kenapa
Dinamakan Masjid Katangka? karena berlokasi di kelurahan Katangka, kecamatan
Somba Opu, Kabupaten Gowa. Selain itu, masjid ini disebut Katangka, karena
bahan baku dasar dari masjid tersebut diyakini diambil dari pohon Katangka. Dan
ciri khas Masjid ini seperti memiliki satu kubah, atap dua lapis menyerupai
bangunan joglo. Bangunan ini juga memiliki empat tiang penyangga, yang
berbentuk bulat dan memiliki ukuran yang besar dibagian tengah. Jendela masjid
ini berjumlah enam serta memiliki lima pintu. Atap dua lapis berarti dua
kalimat syahadat, empat tiang berarti empat sahabat nabi, jendela bermakna
rukun iman ada enam dan lima pintu bermakna rukun Islam. Bagian kubah
dipengaruhi oleh arsitektur Jawa dan lokal, tiang dipengaruhi oleh budaya
Eropa, sedangkan bagian mimbar sangat kental dengan pengaruh kebudayaan China,
ini terlihat pada atap mimbar yang mirip bentuk atap klenteng. Di sekitar
mimbar juga masih terpasang keramik dari Cina yang konon dibawa oleh salah satu
arsiteknya yang berasal dari sana.Ciri khas lainnya, dan ini terjadi di hampir
seluruh bangunan kuno adalah pada bagian dinding yang terbuat dari batu bata
itu cukup tebal, yakni mencapai 120 sentimeter (cm). Penyebab utamanya karena
masjid ini juga pernah dijadikan sebagai benteng pertahanan saat Raja Gowa
melawan penjajah. Masjid Katangka ini sudah mengalami renovasi sebanyak 6 kali.
8. Masjid Sultan Ternate
Masjid
Sultan Ternate adalah sebuah
masjid yang terletak di kawasan Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio,
Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Masjid ini
menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di kawasan timur Nusantara
ini. Kesultanan Ternate mulai menganut Islam sejak raja ke-18, yaitu Kolano
Marhum yang bertahta sekitar 1465-1486 M. Pengganti Kolano Marhum adalah
puteranya, Zainal Abidin (1486-1500), yang makin memantapkan Ternate sebagai Kesultanan
Islam dengan mengganti gelar Kolano menjadi Sultan, menetapkan Islam
sebagai agama resmi kerajaan, memberlakukan syariat Islam, serta membentuk
lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Sementara
arsitekturnya mengambil bentuk segi empat dengan atap berbentuk tumpang limas,
di mana tiap tumpang dipenuhi dengan terali-terali berukir. Arsitektur ini
nampaknya merupakan gaya arsitektur khas masjid-masjid awal di Nusantara,
seperti halnya masjid-masjid pertama di tanah Jawa di mana atapnya tidak
berbentuk kubah, melainkan limasan.
2) Makam dan Nisan
Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan pada makam tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam yang terkenal antara lain makam para anggota Walisongo dan makam raja-raja.
Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa makam berikut.
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(2) Makam Walisongo
(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)
(4) Makam Raja Gowa
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa nisan berikut.
(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);
(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik alsaleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);
(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;
(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan
(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.
Makam adalah tempat kediaman
terakhir seseorang yang telah meninggal dunia. Pada zaman dahulu, pemakaman
berada di perbukitan dengan bentuk dan susunan yang berundak-undak. Makam kuno
bercorak Islam terdiri dari:
1.
Jirat
atau kijing, yaitu
bangunan yang dibuat dari batu yang berbentuk persegi panjang dengan arah
lintang utara atau selatan.
2.
Batu
Nisan, yaitu tonggak pendek dari batu
sebagai tanda kubur yang biasanya di ujung utara dan selatan jirat.
3.
Cungkup, yaitu bangunan mirip rumah yang terdapat di atas jirat.
Makam
Fattimah binti Maimun
Ditemukan
di Leran, Gresik sebagai bukti bahwa Agama Islam sudah masuk di Pulau Jawa pada
abad ke-11 Masehi
Makam
Sultan Malik Al-Shaleh raja pertama Kerajaan Samudra Pasai, Aceh
Bentuk
makam berupa jirat, nisan, dan cungkup.
3). Keraton
Keraton adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting yang menyangkut urusan kerajaan dan sebagai tempat tinggal raja beseta keluarganya. Bangunan utama keraton dikelilingi pagar tembok, parit atau sungai kecil. Di depan keraton terdapat halaman luas yang disebut sebagai alun-alun. Fungsi alun-alun antaralain untuk:
1.
pertemuan
sultan / raja dengan rakyatnya
2.
latihan
perang bagi prajuritnya
3.
tempat
hiburan, pesta atau perayan-perayaan tertentu
b.
Peninggalan dalam Bentuk Karya Seni
Peninggalan
Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti
seni ukir, seni pahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir
dan seni pahat ini dapat dijumpai pada masjid-masjid di Jepara. Seni
pertunjukan berupa rebana dan tarian, misalnya tarian Seudati. Pada seni
aksara, terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu, yaitu tulisan arab yang
tidak memakai tanda (harakat, biasa disebut arab gundul).Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah kaligrafi.
Kaligrafi adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab. Kaligrafi dapat ditemukan pada makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.
Karya sastra yang dihasilkan cukup beragam. Para seniman muslim menghasilkan beberapa karya sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab.
Syair banyak dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang terkenal adalah Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si Dang Fakir.
Syair-syair sejarah peninggalan Islam antara lain Syair Kompeni Walanda, Syair Perang Banjarmasin, dan Syair Himop. Syair-syair fiksi antara lain Syair Ikan Terumbuk dan Syair Ken Tambunan.
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan tokoh sejarah. Peninggalan Islam berupa hikayat antara lain, Hikayat Raja Raja Pasai, Hikayat Si Miskin (Hikayat Marakarma), Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar Manikam.
Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Peninggalan Islam berupa suluk antara lain Suluk Wujil, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sukarsa, Suluk Syarab al Asyiqin, dan Suluk Malang Sumirang.
Babad adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara lain Babad Tanah Jawi, Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin), Babad Raja-Raja Riau, Babad Demak, Babad Cirebon, Babad Gianti.
Adapun kitab-kitab peninggalan Islam antara lain Kitab Manik Maya, Us-Salatin Kitab Sasana-Sunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, serta Sastra Gending karya Sultan Agung.
1). SASTRA
Kesustraan pada zaman Islam berkembang di sekitar Selat Malaka dan Pulau Jawa. Berdasarkan sumber-sumbernya sastra dapat dibedakan menjadi dua yaitu sastra yang dipengaruhi unsur lluar dari Persia atau Arab dan kelanjutan dari sastra tersebut. Menurut cerita dan isinya, sastra dibedakan menjadi:
Kesustraan pada zaman Islam berkembang di sekitar Selat Malaka dan Pulau Jawa. Berdasarkan sumber-sumbernya sastra dapat dibedakan menjadi dua yaitu sastra yang dipengaruhi unsur lluar dari Persia atau Arab dan kelanjutan dari sastra tersebut. Menurut cerita dan isinya, sastra dibedakan menjadi:
1.
Hikayat, yaitu karya sastra berupa cerita atau dongeng yang dibuat
sebagai wahana pelipur lara. Misalnya Hikayat Hang Tuah dan Hikayat Amir
Hamzah.
2.
Babad, yaitu cerita berlatar belakang sejarah yang biasanya lebih
berupa cerita daripada uraian sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi dan Babad
Giyanti.
3.
Syair, yaitu puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri dari empat
baris yang berakhiran sama. Misalnya Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.
4.
Suluk, yaitu kitab-kitab yang menceritakan beberbagai hal
mengenai tasawuf. Di Pulau Jawa, suluk banyak menceritakan tentang Wali Songo
misalnya Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang Sumirang
2). KALIGRAFI
kaligrafi adalah seni melukis indah
atau mengukir huruf-huruf Arab yang berisikan tulisan-tulisan pengingat manusia
kepada Allah SWT. Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian
dari ayat-ayat suci Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad SAW
3). GAMELAN
Gamelan adalah seperangkat alat
musik Jawa yang terdiri dari saron, bonang, rebab, gendang, gong, dan
sebagainya. Gamelan biasanya dimaikan pada perayaan-perayaan tertentu seperti
perayaan Maulid Nabi di keraton-keraton. Hal itu ditunjukkan untuk mengumpulkan
rakyat yang ada di sekitar keraton, setelah rakyat berkumpul kemudian ulama
memberikan ceramah keagamaan.
Bonang
Bonang
merupakan alat musik pukul peninggalan Sunan Bonang yang digukan untuk memaikan
Lagu Macapat.
DAFTAR PUSTAKA
http://mastugino.blogspot.com/2013/10/peninggalan-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar