Dipimpin oleh Thomas Matulessi yang nantinya terkenal
dengan nama Kapten Pattimura, rakyat Maluku
melakukan perlawanan pada tahun Pattimura dibantu oleh Anthony
Ribok, Philip Latumahina, Ulupaha, Paulus Tiahahu, dan seorang pejuang wanita Christina Martha Tiahahu. Perang melawan Belanda meluas ke berbagai daerah di Maluku, seperti
Ambon,
Seram, Hitu, dan lain-lain.
Belanda mengirim
pasukan besarbesaran. Pasukan Pattimura terdesak dan bertahan di dalam benteng. Akhirnya, Pattimura dan kawan-kawannya tertawan. Pada tanggal 16 Desember 1817, Pattimura dihukum
gantung di depan
Benteng Victoria di Ambon. Pada tahun
1817
rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan
menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura)
untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den
Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu,
Nusalaut dan Haruku penduduk
berusaha merebut benteng Zeeeland.
Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon
dibawah
pimpinan Mayor
Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan Mayor
Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817
Belanda mengerahkan
tentara besar- besaran dan melakukan
sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani hukuman
gantung pada bulan Desember 1817 di
Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung
di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan
ia tutup mulut dan
mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar