1.
Bidang politik dalam negeri
Dekrit presiden 5 juli 1959, memiliki dampak yang
sangat luas, diantaranya adalah :
o Pembubaran
kabinet djuanda ( 9 juli 1959 ) dan menggatinya dengan kabinet kerja. Sistem
demokrasi liberal berakhir dan digantikan dengan sistem demokrasi terpimpin. Jabatan
presiden soekarno rangkap, yaitu sebagai sebegai Kepala Negara dan Perdana Mentri.
Situasi
dan kondisi pada masa Demokrasi Terpimpin
a. Tindakan
presiden soekarno sebagai kepala negara selama demokrasi terpimpin, antara lain
mengelurkan beberapa penetapan presiden ( per-pres ) tentang :
b.
Upaya
tersebut diatas berati presiden telah membawa bangsa ini menganut sistem
demokrasi baru, yaitu demokrasi terpimpin dengan tujuan menggiring agar
kekuatan politik terpusat pada presiden soekarno seorang diri, dengan tni dan
pki berda disampingnya. Akibatnya segala apa yang diucapkan/dipidatokan oleh
soekarno harusdiwujudkan.
c. Terjadi
protes dan reaksi dari partai-partai politik , seperti:NU, PNI, Musyumi dan PRI
terhadap:
·
Perkembangan
politik yang taerpusat pada presiden soekarno
·
Pembubaran
Dewan perwakilan rakyat (DPR ) hasi pemilu 1959, dan pembentukan Dewan
Perwakilan rakyat ( DPR ) yang baru, yang diberi nama Dewan perwakilan rakyat
Gotong Royong ( DPRGR )
·
Kabinet
NASAKOM ( nasional-agama-komunis )
·
Kedekatan
presiden soekarno dengan PKI
Situasi dan kondisi tersebut diatas
membuktikan kepada kita bahwa, dekrit
presiden yang pada intinya ingin mengembalikan bangsa indonesia kepada
undang-undang dasar 1945 ternyata diselewengkan menjadi sistem otokrasi yang
didominasi oleh Pki. Golongan-golongan yang gigih mendukung dekrit termaksuk
TNI-AD justru menjadi bulan-bulanan demokrasi terpimpin akhirnya malah menjadi
korban G-30 S/PKI.
2.
Bidang politik luar negeri
- Hubungan indonesia dengan negara-negara eropa barat dan AS menjadi renggang karena mereka menukung belanda dalam masalah irian barat.
- Pada masa demikrasi terpimpin pemerintahan melksanakan konfortasi dengan malaysia. Dalam konfrontasi dengan malaisia presiden soekarno mengucapkan “DWI KOMANDO RAKYAT “ (DWIKORA)
Tanggal 3 mei 1964 yang isinya :
a.
Perhebat
petahan Revolusi Indonesia
b.
Bantuan
perjuangan rakyat kalimantan utara ( Sabah-Serawak ) untuk membebaskan diri
dari Nokolium Malaysia
c.
Indonesia
keluar dari PBB
Pada tanggal 7 januari
1965 presiden soekarno “Mengomandakan” Indonesia keluar dari PBB. Hal ini dilakukan sebagai
reaksi atas terpilihnya Malaysia sebagai Dewan keamanan tidak tetap di PBB.
Politik Konfrontasi dan keluarnya Indonesia dari PBB telah mengisolasi
Indonesia dari pergaulan masyarakan Internasional, akibatnya peristiwa itu
lebih mendekatkan Indonesia-Peking.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar