Penelitian
sejarah dapat dilihat dari segi perspektif sejarah/historis, serta waktu
terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Banyak ahli yang mempersamakan
metode sejarah dengan metode dokumenter, karena dalam metode sejarah
banyak data yang didasarkan pada dokumen-dokumen. Metode sejarah tidak sama
dengan metode dokumenter, karena metode dokumenter dapat saja mengenai masalah
maslah kini dan tidak perlu mengenai masalah lalu. Penelitian sejarah
menggunakan catatan observasi atau pengamatan catatan observasi atau pengamatan
orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.
1.
1. Pengertian Penelitian Sejarah
Sejarawan
Inggris E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007), telah menjawab
pertanyaan “What is history?”. Sejarah adalah suatu proses interaksi
yang terus-menerus antara sejarawan dan fakta yang ada, yang merupakan dialog
tidak berujung antara masa lalu dan masa sekarang. Artinya sejarah adalah
pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Menurut Nevins (1933),
sejarah adalah deskrispsi yang terpadu dari kedaan-keadaan atau fakta-fakta
masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk
mencari kebenaran. Penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan
yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa
lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati bukti validitas dari
sumber sejarah serta interpretasi dari sumber- sumber keterangan tersebut.
Secara
umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta
sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan
secara sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas
mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian
dilakukan. Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan penelitian yang
sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud membuat
rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti
untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang
kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa,
waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong
objek-objek yang diobservasi.
Menurut
E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007), penelitian sejarah sebagai
proses sistematis dalam mencari data agar dapat menjawab
pertanyaan tentang fenomena dari masa lalu untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dari suatu
institusi, praktik, tren, keyakinan, dan isu-isu dalam
pendidikan. Selain itu Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (dalam Yatim
Riyanto, 1996: 22), penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif
memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang
terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya
menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis
agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa
yang terjadi beberapa waktu lalu. Sementara menurut Donald Ary dkk (Yatim
Riyanto, 1996: 22) menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah untuk menetapkan
fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan
secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan
menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Berdasarkan pandangan yang
disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu:
- Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada masa lalu)
- Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif
- Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia, peristiwa, ruang dan waktu
- Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada
- zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial).
Baca juga : Nama Urutan Keturunan (generasi)
2. Tujuan dan Ciri Penelitian Sejarah
Tujuan
penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa
kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau (Jhon W. Best, 1977
(dalam Nurul Zuriah 2005: 52). Sedangkan Donal Ary (dalam Yatim Riyanto 1996:
23) menyatakan bahwa penelitian sejarah untuk memperkaya pengetahuan
peneliti tentang bagaiman dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi
serta proses bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya,
diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta
memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa
kini.
Berikutnya Jack R. Fraenkel dan
Norman E. Wellen (Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa para peneliti
pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk:
- Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau
- Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang
- Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang
- Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita datang dari kelas menengah ke atas, tetapi guru laki-laki tidak
- Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
Dengan demikian, tujuan
penelitian sejarah tidak ldapat dilepaskan dengan kepentingan masa kini dan
masa mendatang. Oleh karena itu beberapa ciri-ciri khas dari metode
sejarah adalah sebagai berikut:
- Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa lampau
- Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal
- Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar
- Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu.Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
3. Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber
dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode
sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain,
dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan
sebagainya.
4. Peranan Hipotesa pada Penelitian Sejarah
Ada orang
yang beranggapan bahwa hipotesa tidak diperlukan dalam penelitian sejarah. Ini
tidak benar. Seperti penelitian yang menggunakan metode-metode lain, metode
sejarah juga memerlukan adanya hipotesa sebagai jawaban sementara dalam
memecahkan masalah. Memang, jika kerja hanya untuk memperoleh catatan-catatan
masa lampau untuk kebutuhan masa sekarang, hipotesa tikda diperlukan. Tetapi
penelitian yang hanya sekedar mengumpulkan catatan-catatan dan fakta-fakta masa
lampau saja, bukanlah penelitian dalam arti yang sesungguhnya, tetapi hanya
merupakan sebagian kecil prosedur atau step-step metode ilmiah dalam
penelitian-penelitian sejarah. Seperti halnya penelitian-penelitian lain, metode
sejarah juga bermaksud untuk menemukan suatu generalisasi yang akan menemukan
pengertian-pengertian tentang fenomena-fenomena dengan dimensi waktu, yang mana
generalisasi itu mencakup bukan saja masa lampau, tetapi juga tentang masa
sekarang dan masa yang akan datang. Karena itu, hipotesa dalam metode sejarah
diperlukan sebagai titik tolak dalam memfokuskan serta memandui kerja.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
Penelitian
historis banyak sekali macamnya. Tetapi secara umum, dapat dibagi atas empat
jenis, yaitu: Penelitian Sejarah Komparatif, Penelitian Yuridis atau Legal,
Penelitian Biografis, dan Penelitian Bibliografis.
a. Penelitian Sejarah Komparatif
Jika
penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor
dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian
tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin
diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan
Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur
perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya seorang
peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi
usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani
Indonesia dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
Jika
dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu,
maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis. Misalnya
peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan
pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha terhadap suatu
masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang
pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah
tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.
c. Penelitian
Biografis
Metode
sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya
dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini,
diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh
pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan
watak figur yang diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk
penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya
seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun
catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut.
d. Penelitian Bibliografis
Penelitian
dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta
generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu
masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam Penelitian Bibliografis.
Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh
pemikir-pemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun
karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan
kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya
memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya
tersebut.
5. Langkah-langkah Penelitian Sejarah
Setelah menentukan topik penelitian selanjutnya meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemilihan
Subyek yang akan Diteliti
Pertama
yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut
ini:
- Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.
- Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru
- Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu.
- Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan ide.
b. Heuristik
(Pengumpulan Data)
Heuristik
merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan
berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya
dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen,
mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.
c. Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan
menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber
sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
Kritik
Ekstern, Yaitu kritik terhadap keaslian dari sumber-sumber
sejarah yang ada. Seperti : tipologi, stratifikasi, dan kimiawi.
- Tipologi sendiri artinya penentuan
ketuaan berdasarkan bentuk dan benda peninggalan tersebut. Pada umumnya semakin
sederhana bentuk peninggalan sejarah, semakin tua usia benda tersebut.
- Stratifikasi yaitu penentuan umur relatif suatu benda berdasarkan lapisan tanah tempat benda tersebut ditemukan. Pada umumnya lapisan yang paling atas adalah lapisan yang paling muda,sedangkan lapisan yang paling bawah adalah lapisan yang paling tua.
- Kimiawi yaitu penentuan ketuaan suatu peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang terkandung pada benda tersebut.
Kritik
Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau
keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses
analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur
yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam
dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang
telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis
terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.
d. d. Interpretasi
(Penafsiran)
Interfretasi
adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi
satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada
ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada,
untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang
sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif
sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk
mencari landasan penafsiran yang digunkan.
e. Historiografy
(Penulisan Sejarah)
Historiogray
adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah
diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran
terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan
hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain.
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya.
Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti
pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
6. Sumber –
Sumber Sejarah
Peristiwa yang terjadi dimasa
lampau dapat terungkap jika ada sumber-sumber yang mendukung. Sumber sejarah
terdiri atas :
a.Sumber Lisan
Yaitu keterangan langsung dari para pelaku atau saksi dari peristiwa yang terjadi dimasa lampau atau dari orang yang menerima keterangan secara lisan. Kelemahan dari sumber lisan ini yaitu sering kali ada unsur–unsur subjektifitas didalamnya.
b.Sumber Tertulis
Yaitu sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan – peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi dimasa lampau.
Contohnya :
- prasasti
- kronik
- babad
- hikayat
- surat
- laporan
- notulen rapat
- piagam
- naskah
- arsip
- surat kabar
- Pararaton sumber sejarah Kerajaan Singasari. Negarakertagama sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Babad Tanah Jawi sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam.
c.Sumber Benda
Yaitu sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda –benda kebudayaan. Sumber sejarah itu belum dapat menginformasikan secara pasti kebenaran yang diceritakan sehingga para ahli hanya dapat menafsirkan sebagian kecil dari peristiwa atau kejadian tersebut.
Contohnya :
- fosil
- senjata
- peralatan hidup
- perhiasan, dll.
d.Sumber Rekaman
Sumber rekaman bisa berupa rekaman kaset audio meupun rekaman kaset video. Misalnya : rekaman peristiwa sekitar proklamasi, dan rekaman demonstrasi mahasiswa menuntut reformasi. Agar mendapatkan bukti dan fakta sejarah yang benar harus memperhatikan segi terpercayanya sumber, kuatnya sumber, dan sahihnya sumber.
7. Bukti dan Fakta Sejarah
Sejarah suatu masyarakat atau
bangsa dimasa lampau berhasil diketahui melalui penemuan bukti- bukti atau
fakta- fakta yang menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lampau itu.
Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui melalui 3 sumber yaitu :
a.Sumber Primer
Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah diuraikan oleh para pelaku yang mengalami suatu peristiwa sejarah. Biasanya pelaku tersebut menyembunyikan atau menenggelamkan bukti-bukti atau fakta-fakta yang melemahkan kedudukannya dalam peristiwa sejarah. Hal serupa berlaku pula pada pernyataan saksi suatu peristiwa sejarah. Para saksi didalam mengungkapkan suatu peristiwa sejarah juga tidak terlepas dari unsur subjektivitas. Hal ini disebabkan adanya unsur keberpihakkan dari para saksi tersebut atau juga disebabkan oleh latar belakang keahlian yang dimiliki oleh saksi.
Contoh : Prasasti, kronik, piagam dll.
b.Sumber Sekunder
Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah duiraikan oleh seseorang yang bukan pelaku atau saksi dari peristiwa tersebut. Akibatnya kebenaran dari peristiwa tersebut semakin berkurang. Berdasarkan informasi prasasti itu, para ahli mencoba untuk membuat penafsiran tentang keseluruhan keadaan pada masa itu, baik tentang perkembangan sistem pemerintahan kerajaan, kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kepercayaan masyarakat dari kerajaan-kerajaan bersangkutan. Berdasarkan bukti dan fakta dari sumber sekunder itu, kebenaran tentang suatu peristiwa sejarah tidak dapat diketahui secara keseluruhan. Keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa berikutnya dapat diketahui oleh generasi penerus dari suatu bangsa.
Contoh : prasasti Tinulad (tiruan), Laporan penelitian, dan
terjemahan kitab- kitab kuno.
c.Sumber Tersier
Yaitu berupa buku- buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian langsung.
a.Sumber Primer
Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah diuraikan oleh para pelaku yang mengalami suatu peristiwa sejarah. Biasanya pelaku tersebut menyembunyikan atau menenggelamkan bukti-bukti atau fakta-fakta yang melemahkan kedudukannya dalam peristiwa sejarah. Hal serupa berlaku pula pada pernyataan saksi suatu peristiwa sejarah. Para saksi didalam mengungkapkan suatu peristiwa sejarah juga tidak terlepas dari unsur subjektivitas. Hal ini disebabkan adanya unsur keberpihakkan dari para saksi tersebut atau juga disebabkan oleh latar belakang keahlian yang dimiliki oleh saksi.
Contoh : Prasasti, kronik, piagam dll.
b.Sumber Sekunder
Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah duiraikan oleh seseorang yang bukan pelaku atau saksi dari peristiwa tersebut. Akibatnya kebenaran dari peristiwa tersebut semakin berkurang. Berdasarkan informasi prasasti itu, para ahli mencoba untuk membuat penafsiran tentang keseluruhan keadaan pada masa itu, baik tentang perkembangan sistem pemerintahan kerajaan, kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kepercayaan masyarakat dari kerajaan-kerajaan bersangkutan. Berdasarkan bukti dan fakta dari sumber sekunder itu, kebenaran tentang suatu peristiwa sejarah tidak dapat diketahui secara keseluruhan. Keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa berikutnya dapat diketahui oleh generasi penerus dari suatu bangsa.
Contoh : prasasti Tinulad (tiruan), Laporan penelitian, dan
terjemahan kitab- kitab kuno.
c.Sumber Tersier
Yaitu berupa buku- buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian langsung.
8. Contoh
Penelitian Sejarah
Judul :
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun
1965.
Perumusan masalah :
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan
warisan penjajah atau kebudayaan asli ?
Heuristik (Pengumpulan Data)
Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan
berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya
dengan melacak sumber sejarah komunis di Indonesia dengan meneliti berbagai
dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.
Kritik (Verifikasi)
Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di
Indonesia yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik
ekstern dan kritik intern.
Interpretasi (Penafsiran)
Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai
fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Fakta
yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta
yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit.
Historiografy (Penulisan Sejarah)
Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan
berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah
komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa
penulisannya, serta harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat
mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar