Pages

Senin, 20 April 2015

METODOLOGI PENELITIAN SEJARAH

Penelitian sejarah dapat dilihat dari segi perspektif  sejarah/historis, serta waktu terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Banyak ahli yang mempersamakan metode sejarah  dengan metode dokumenter, karena dalam metode sejarah banyak data yang didasarkan pada dokumen-dokumen. Metode sejarah tidak sama dengan metode dokumenter, karena metode dokumenter dapat saja mengenai masalah maslah kini dan tidak perlu mengenai masalah lalu. Penelitian sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.

1. 

        1. Pengertian Penelitian Sejarah

Sejarawan Inggris E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007), telah menjawab pertanyaan “What is history?”. Sejarah adalah suatu proses interaksi yang terus-menerus antara sejarawan dan fakta yang ada, yang merupakan dialog tidak berujung antara masa lalu dan masa sekarang. Artinya sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Menurut Nevins (1933), sejarah adalah deskrispsi yang terpadu dari kedaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati bukti validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber- sumber keterangan tersebut.
Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.
Menurut E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007), penelitian sejarah sebagai proses sistematis dalam mencari data agar dapat menjawab pertanyaan tentang fenomena  dari masa lalu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari suatu institusi, praktik, tren, keyakinan, dan isu-isu dalam pendidikan. Selain itu Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (dalam Yatim Riyanto, 1996: 22), penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sementara menurut Donald Ary dkk (Yatim Riyanto, 1996: 22) menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah untuk menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari, mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.
Berdasarkan pandangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok, yaitu:
  1.  Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi pada              masa lalu)
  2. Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif
  3. Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integrative anatar manusia,                 peristiwa, ruang dan waktu
  4. Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang hidup pada 
  5. zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial).
        

                Baca juga : Nama Urutan Keturunan (generasi)


2. Tujuan  dan Ciri Penelitian Sejarah

Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau (Jhon W. Best, 1977 (dalam Nurul Zuriah 2005: 52). Sedangkan Donal Ary (dalam Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa penelitian sejarah  untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang bagaiman dan mengapa suatu kejadian masa lalu dapat terjadi serta proses bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, pada akhirnya, diharapkan meningkatnya pemahaman tentang kejadian masa kini serta memperolehnya dasar yang lebih rasional untuk melakukan pilihan-pilihan di masa kini.
Berikutnya Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wellen (Yatim Riyanto 1996: 23) menyatakan bahwa para peneliti pendidikan sejarah melakukukan penelitian sejarah dengan tujuan untuk:
  1. Membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga mereka                 mungkin mempelajari dari kegagalan dan keberhasilan masa lampau
  2. Mempelajari bagaiman sesuatu telah dilakukan pada masa lalu, untuk melihat               jika mereka dapat mengaplikasikan maslahnya pada masa sekarang
  3. Membantu memprediksi sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang
  4. Membantu menguji hipotesis yang berkenaan dengan hubungan atau                            kecendrungan. Misalnya pada awal tahun 1990, mayoritas guru-guru wanita                  datang dari kelas menengah   ke atas, tetapi guru laki-laki tidak
  5. Memahami praktik dan politik pendidikan sekarang secara lebih lengkap.
Dengan demikian, tujuan penelitian sejarah tidak ldapat dilepaskan dengan kepentingan masa kini dan masa mendatang.  Oleh karena itu beberapa ciri-ciri khas dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
  1. Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati                     orang lain di masa-masa lampau
  2. Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan              dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun                secara eksternal
  3. Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang             lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan             yang standar
  4. Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat                 dan waktu.Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta                     harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah                         berhubungan.

3. Sumber Data pada Penelitian  Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.

4. Peranan Hipotesa pada Penelitian  Sejarah

Ada orang yang beranggapan bahwa hipotesa tidak diperlukan dalam penelitian sejarah. Ini tidak benar. Seperti penelitian yang menggunakan metode-metode lain, metode sejarah juga memerlukan adanya hipotesa sebagai jawaban sementara dalam memecahkan masalah. Memang, jika kerja hanya untuk memperoleh catatan-catatan masa lampau untuk kebutuhan masa sekarang, hipotesa tikda diperlukan. Tetapi penelitian yang hanya sekedar mengumpulkan catatan-catatan dan fakta-fakta masa lampau saja, bukanlah penelitian dalam arti yang sesungguhnya, tetapi hanya merupakan sebagian kecil prosedur atau step-step metode ilmiah dalam penelitian-penelitian sejarah. Seperti halnya penelitian-penelitian lain, metode sejarah juga bermaksud untuk menemukan suatu generalisasi yang akan menemukan pengertian-pengertian tentang fenomena-fenomena dengan dimensi waktu, yang mana generalisasi itu mencakup bukan saja masa lampau, tetapi juga tentang masa sekarang dan masa yang akan datang. Karena itu, hipotesa dalam metode sejarah diperlukan sebagai titik tolak dalam memfokuskan serta memandui kerja.

Jenis-jenis Penelitian Sejarah
Penelitian historis banyak sekali macamnya. Tetapi secara umum, dapat dibagi atas empat jenis, yaitu: Penelitian Sejarah Komparatif, Penelitian Yuridis atau Legal, Penelitian Biografis, dan Penelitian Bibliografis.

a. Penelitian Sejarah Komparatif
Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya seorang peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.

b. Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha terhadap suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.

c. Penelitian Biografis
Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut.

d. Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam Penelitian Bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

5. Langkah-langkah Penelitian Sejarah

Setelah menentukan topik penelitian selanjutnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

     a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar           dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat                           sasaran.Pemilihan topik penelitian dapat didasarakan pada unsur-unsur berikut ini:
  1.       Bernilai, peristiwa sejarah yang diungkap tersebut harus bersifat unik, kekal, abadi.
  2.       Keaslian (Orisinalitas), peristiwa sejarah yang diungkap hendaknya berupa upaya         pembuktian baru atau ada pandangan baru akibat munculnya teori dan metode baru
  3.       Praktis dan Efesien, peristiwa sejarah yang diungkap terjangkau dalam mencari             sumbernya dan mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa itu.
  4.       Kesatuan, unsur-unsur yang dijadikan bahan penelitian itu mempunyai satu kesatuan     ide.

     b. Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan                      mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang                    diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai                dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.

c. Kritik (Verifikasi)
   Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari                    (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

   Kritik Ekstern, Yaitu kritik terhadap keaslian dari sumber-sumber sejarah yang ada.               Seperti : tipologi, stratifikasi, dan kimiawi.

  • Tipologi sendiri artinya penentuan ketuaan berdasarkan bentuk dan benda peninggalan tersebut. Pada umumnya semakin sederhana bentuk peninggalan sejarah, semakin tua usia benda tersebut.

  • Stratifikasi yaitu penentuan umur relatif suatu benda berdasarkan lapisan tanah tempat benda tersebut ditemukan. Pada umumnya lapisan yang paling atas adalah lapisan yang paling muda,sedangkan lapisan yang paling bawah adalah lapisan yang paling tua.
  • Kimiawi yaitu penentuan ketuaan suatu peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang terkandung pada benda tersebut.

Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap         materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen,             sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu              sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur                tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan        suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.

d.      d. Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga                 menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada               kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan      sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari             suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan              akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan            terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunkan.

e. Historiografy (Penulisan Sejarah)
Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibavca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.


6. Sumber – Sumber Sejarah
Peristiwa yang terjadi dimasa lampau dapat terungkap jika ada sumber-sumber yang mendukung. Sumber sejarah terdiri atas :

a.Sumber Lisan
Yaitu keterangan langsung dari para pelaku atau saksi dari peristiwa yang terjadi dimasa lampau atau dari orang yang menerima keterangan secara lisan. Kelemahan dari sumber lisan ini yaitu sering kali ada unsur–unsur subjektifitas didalamnya.


b.Sumber Tertulis
Yaitu sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan – peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi dimasa lampau.
Contohnya :
  • prasasti
  • kronik
  • babad
  • hikayat
  • surat
  • laporan
  • notulen rapat
  • piagam
  • naskah
  • arsip
  • surat kabar
  • Pararaton sumber sejarah Kerajaan Singasari. Negarakertagama sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Babad Tanah Jawi sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam.

c.Sumber Benda
Yaitu sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda –benda kebudayaan. Sumber sejarah itu belum dapat menginformasikan secara pasti kebenaran yang diceritakan sehingga para ahli hanya dapat menafsirkan sebagian kecil dari peristiwa atau kejadian tersebut.
Contohnya :
  • fosil
  • senjata
  • peralatan hidup
  • perhiasan, dll.

d.Sumber Rekaman
Sumber rekaman bisa berupa rekaman kaset audio meupun rekaman kaset video. Misalnya : rekaman peristiwa sekitar proklamasi, dan rekaman demonstrasi mahasiswa menuntut reformasi. Agar mendapatkan bukti dan fakta sejarah yang benar harus memperhatikan segi terpercayanya sumber, kuatnya sumber, dan sahihnya sumber.


7. Bukti dan Fakta Sejarah
Sejarah suatu masyarakat atau bangsa dimasa lampau berhasil diketahui melalui penemuan bukti- bukti atau fakta- fakta yang menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lampau itu. Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui melalui 3 sumber yaitu :

a.Sumber Primer
          Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah diuraikan oleh para pelaku yang mengalami suatu peristiwa sejarah. Biasanya pelaku tersebut menyembunyikan atau menenggelamkan bukti-bukti atau fakta-fakta yang melemahkan kedudukannya dalam peristiwa sejarah. Hal serupa berlaku pula pada pernyataan saksi suatu peristiwa sejarah. Para saksi didalam mengungkapkan suatu peristiwa sejarah juga tidak terlepas dari unsur subjektivitas. Hal ini disebabkan adanya unsur keberpihakkan dari para saksi tersebut atau juga disebabkan oleh latar belakang keahlian yang dimiliki oleh saksi.
Contoh : Prasasti, kronik, piagam dll.

b.Sumber Sekunder
          Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah duiraikan oleh seseorang yang bukan pelaku atau saksi dari peristiwa tersebut. Akibatnya kebenaran dari peristiwa tersebut semakin berkurang. Berdasarkan informasi prasasti itu, para ahli mencoba untuk membuat penafsiran tentang keseluruhan keadaan pada masa itu, baik tentang perkembangan sistem pemerintahan kerajaan, kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kepercayaan masyarakat dari kerajaan-kerajaan bersangkutan. Berdasarkan bukti dan fakta dari sumber sekunder itu, kebenaran tentang suatu peristiwa sejarah tidak dapat diketahui secara keseluruhan. Keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa berikutnya dapat diketahui oleh generasi penerus dari suatu bangsa.
Contoh : prasasti Tinulad (tiruan), Laporan penelitian, dan
terjemahan kitab- kitab kuno.

c.Sumber Tersier
          Yaitu berupa buku- buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian langsung.

8. Contoh Penelitian Sejarah
  
  Judul : 
Penelurusan komunisme di Indonesia Tahun 1945 hingga tahun 1965.

    Perumusan masalah : 
Apakah komunisme yang ada di masyarakat Indonesia merupakan warisan penjajah atau kebudayaan asli ?

    Heuristik (Pengumpulan Data)
Langkah awal dalam penelitian ini berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti, misalnya dengan melacak sumber sejarah komunis di Indonesia dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.

    Kritik (Verifikasi)
Kemampuan menilai sumber-sumber sejarah mengenai komunis di Indonesia yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.

    Interpretasi (Penafsiran)
Menafsirkan fakta mengenai komunis di Indonesia dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit.

    Historiografy (Penulisan Sejarah)
Proses penyusunan fakta-fakta sejarah komunis di Indonesia dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah komunis di Indonesia. Perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisannya, serta  harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.
.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN UNGGULAN

KISI-KISI SEJARAH X SOAL AKM

  CONTOH KISI -KISI SOAL AKM KLS X  MATA PELAJARAN IPS SEJARAH TAHUN 2022-2023