Guys saat ini kita membahas peradaban tertua dunia salah satunya yaitu peradaban Mesopotamia yang terletak diantara 2 Sungai yaitu sungai Eufrat dan sungai Tigris. Mesopotamia saat ini berada di Negara Irak. Merujuk dari bukunya Hendrayana , Sejarah X kita dapat mempelajari peradaban Mesopotami secara lebih lengkap yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Letak Geografis Mesopotamia
Mesopotamia adalah nama sebutan daerah yang diapit oleh dua sungai, meso berarti tengah dan potamos artinya sungai. Daerah ini merupakan daerah yang sering kena banjir di saat musim hujan, dengan begitu lumpur-lumpur yang dibawa air menyebabkan lahan di sekitarnya menjadi subur. Sungai Eufrat dan Tigris merupakan sungai yang bersumber dari Pegunungan Armenia Turki . Ketergantungan bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris terhadap 2 sungai itu disebabkan oleh daerah yang mengelilinginya adalah gurun yang terbentang luas, yaitu Gurun Elbrus dan Gurun Hamad. Tampak terlihat daerah Mesopotamia adalah lahan yang paling subur dibandingkan sekelilingnya.Kesuburan tanah mendatangkan manusia untuk bertempat tinggal di daerah tersebut dengan
pencahariannya bercocok tanam. Banjir yang dialaminya dijadikan sebagai tantangan untuk tetap bertahan hidup dengan membuat tanggul-tanggul penahan banjir, kanal banjir dan saluran pertanian. Dari kondisi tersebut, muncul peradaban, bahkan para ahli mempercayai bahwa mesopotamia adalah tempat asalnya peradaban manusia di dunia. Bangsa Ubaid adalah bangsa pertama yang mendiami daerah tersebut pada tahun 5000 SM dengan ditandai munculnya kota Kish, Eridu dan Ur. Kedatangan bangsa Sumeria pada tahun 3000 SM membaur dengan bangsa Ubaid, lalu membangun sebuah kota dengan rumah-rumah yang dibuat dari lumpur dan tanah liat.
Baca juga : peradaban lembah Sungai Gangga
2.
Sistem
Pemerintahan di Mesopotamia
System
pemerintahan pada peradaban Mesopotamia berbentuk kerajaan dimana kekuasaan
raja sebagai sentral segalanya. Raja mempunyai kekuasaan tanpa batas dan
penganut absolutisme . Kerajaan itu diantaranya..
(a) Kerajaan
Sumeria
Perkembangan Kota Ur sangat pesat dan menyebabkan timbulnya sebuah tatanan sosial di masyarakatnya. Bangsa Sumeria yang telah berbaur dengan bangsa asli membuat sistem pemerintahan, makin lama makin berkembang dan mengembangkan sebuah kerajaan. Kerajaan Sumeria diperintah oleh sebuah badan kerajaan yang memperoleh hak tinggi dalam berbagai bidang, seperti politik, agama dan militer. Badan tersebut dipimpin oleh seseorang yang dianggap menguasi daerah Sumeria, yang diberi gelar Lugal (Lugal berarti raja). Patesi yang telah berkuasa di Kerajaan Sumeria antara lain Patesi A-annipada, Patesi Umia, Patesi Urukagina dan Patesi Lunggal zagisi. Kekuasaan patesi
sangat berpengaruh terhadap
dasar-dasar kehidupan masyarakat, oleh karenanya kekuasaanya bisa berlangsung di Sumeria selama dua abad.
(b) Kerajaan
Akkadia
Kerajaan Akkadia berdiri tahun 2500 SM setelah Raja
Sargon (bangsa Semit) setelah berhasil menaklukan bangsa Sumeria di
Mesopotamia. Kemudian memindahkan ibukotanya dari Ur ke Agade.
Usaha
bangsa Akkadia menaklukan kerajaan Sumeria berlangsung lama. Mereka
datang dari daerah
gurun pasir dan berhasil menaklukan Kerajaan Sumeria.
Beberapa kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Sumeria diadopsi,
diantaranya mengenai ilmu
kalender dan takaran. Bangsa Akkadia mengenal legenda-legenda kepahlawanan, yakni legenda
Adapa, Etana dan Gilgamesh yang mirip dengan
cerita manusia pertama Adam dan Hawa. Mereka juga mengenal legenda air bah yang mirip
dengan cerita Nabi Nuh namun dalam versi yang berbeda. Dinasti Raja Sargon di
Agade berkuasa 1 abad dan dihancurkan oleh Guti pada tahun 2200 SM. Kerajaan Sumeria kembali berkuasa
setelah Raja Ur-Nammu mengalahkan Kerajaan Akkadia dan mengembalikan ibukota ke
Ur.
(c) Kerajaan
Babylonia Lama
Pada tahun 2000 SM, Sumeria akhirnya dikuasai oleh bangsa Amoria. Pergantian ini berlangsung lama setelah kekuasaan Dinasti Ur-Nammu mulai melemah dan sering terjadi perebutan kekuasaan. Dinasti Amorit dipimpin oleh Sumuabum, ia memindahkan ibukotanya ke Babylon. Raja Hammurabi adalah salah satu keturunan dinasti Amorit yang terkenal dan menjadi raja besar setelah membentuk imperium hingga Turki, Suriah dan Teluk Persia. Ia juga yang meletakkan hukum tatanan masyarakat untuk kehidupan yang aman dan tenteram yang dikenal dengan Codex Hammurabi. Hukum Hammurabi mengakomodasi kebudayaan bangsa Semit yang menggunakan hukum pembalasan, seperti hilang nyawa diganti nyawa.
Raja
Babylonia runtuh setelah Raja Hammurabi wafat, lemahnya pengganti
raja dan seiringnya serangan
dari bangsa Hittite. Kekuasaan
bangsa Amoria digantikan oleh bangsa Assyiria.
(d) Kerajaan Assyria
Assyria termasuk bangsa nomaden bertempat di Arab bagian Utara. Kondisi alam yang panas dan penuh tantangan menjadikan mereka bangsa yang kuat. Ibukotanya saat itu ada di kota Assur. Kekuatan mereka digunakan untuk menguasai daerah lain termasuk Mesopotamia. Semula mereka diwajibkan membayar pajak dan mengabdi kepada Kerajaan Babylonia dan Hittite. Pada tahun 1350
SM di bawah pimpinan Assuruballit, Assyria mampu
melepaskan kewajiban tersebut dan dapat menyaingi Babylonia. Ketika dipimpin
oleh Tiglath Pletser I, Assyria dapat menguasai Babylonia yang sudah dikuasai
bangsa Hittite. Dengan kemenangan tersebut tumbuhlah Kerajaan
Assyria beribukota Niniveh. Salah satu rajanya yang termasyhur adalah raja
Ashurbanipal yang mampu mengembangkan wilayah kerajaannya meliputi Lembah
Sungai Nil, Armenia, Damascus dan Yunani.
Kerajaan
Assyria berkuasa selama dua
abad, yaitu abad ke-9 – 7 SM,
keruntuhannya terjadi oleh serbuan bangsa Chaldea keturunan Babylonia.
(e) Kerajaan Babylonia Baru
Kerajaan
Babylonia Baru lahir setelah Nabopalassar memimpin bangsa Chaldea menyerbu Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM.
Kerajaan Babylonia Baru mengalami kejayaan pada zaman Raja Nebukadnezar karena:
(1) Meredam
pemberontakan Yahudi di Palestina, dan mengirim ke pembuangan setelah kalah
perang;
(2) Membuat jembatan
untuk lalu lintas kota;
(3) Membangun
taman gantung.
Setelah Nebukanedzar wafat, Babylonia runtuh oleh bangsa Medes dari Persia.
(f) Kerajaan
Persia
Pada awalnya bangsa Medes tinggal di Pegunungan
Zagros (sebelah Utara Teluk Persia).
Mereka bangsa yang kuat dan merupakan ancaman bagi bangsa-bangsa yang
ada di sekitarnya. Sebagai bangsa nomaden,
bangsa ini menyebar ke India dan
Eropa Barat. Tahun 539 SM berhasil menguasai kerajaan Babylonia Baru,
namun tak lama kemudian muncul Cyrus sebagai pemimpin bangsa Persia
berhasil menaklukan Babylonia Baru dan
menyatukan kedua bangsa Medes dan
Persia. Anaknya yang bernama
Cambysses menaklukan Bangsa Mesir
yang selanjutnya diganti oleh Raja Darius. Raja Darius berhasil membawa
Kerajaan Persia ke dalam kejayaan dengan memperluas wilayahnya sampai ke Yunani. Sistem pemerintahan
Darius dipakai dalam
sistem pemerintahan di dunia saat
ini. Negara terdiri dari 20 provinsi
yang masing-masing provinsi diperintah
oleh satrap (gubernur) yang ditunjuk oleh Raja.
Pada
zaman kekuasaan Kerajaan
Persia di Mesopotamia tampil
seorang tokoh agama yang bernama Zoroaster yang mengajarkan bahwa kekuatan
kebaikan dikuasai oleh
Ahura Mazda dan kekuatan
kejahatan dikuasai oleh Ahriman. Kitab suci ajaran ini bernama
Avesta.
3. Kepercayaan
Bangsa Sumeria
mempercayai banyak dewa yang ditimbulkan oleh kondisi alam yang
tidak stabil. Diantara banyak dewa-dewa yang dikenal, tiga di antaranya
merupakan dewa tertinggi antara lain Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa
Bumi) dan Dewa Ea (Dewa Air). Keberhasilan bangsa Sumeria menguasai daerah Mesopotamia
diabadikan dalam sebuah mitologi kemenangan saat terjadi peperangan
antara Dewa Marduk dengan
Dewa Tiamat. Dewa Tiamat
dianggap sebagai dewa petaka yang
selalu membawa bencana banjir.
baca juga : Bank Soal sejarah Indonesia Part I
baca juga : Bank soal Sejarah Indonesia Part VIII
4.
Pengetahuan dan Teknologi
(a) Aksara
Sejak berdirinya Sumeria, bangsa-bangsa yang mendiami Lembah Sungai Eufrat dan Tigris sudah mengenal abjad dengan bentuk huruf paku dengan sebutan kuneiform. Pengembangan huruf ini didapat pada peninggalan Babylonia sebuah prasasti batu Undang- undang Hammurabi yang memuat 282 pasal, setiap pasalnya memuat peraturan dan hukuman bagi pelanggarnya.
(b) Kalender
Pergantian musim
menunjukkan pergantian bulan,
untuk kepentingan masa
bercocok tanam dan
panen mendorong timbulnya
sistem penanggalan. Penanggalan waktu ini
sudah dikenal sejak Kerajaan Sumeria dan berkembang sejak Kerajaan
Chaldea yang membagi minggu dalam 7 hari, hari dalam 24 jam, sama seperti yang
terjadi saat ini.
(c) Ilmu hitung
Bangsa Sumeria sudah mengenal angka 60 (sexagesimal)
bilangan dasar, susunan angka 60 dipakai
sebagai besarnya derajat dalam 1 lingkaran, yakni 360 derajat yang dianalogikan sama dengan peredaran bumi
mengelilingi matahari dalam 1 tahun yang terdiri dari 360 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar