Pages

Selasa, 20 April 2021

PERADABAN LEMBAH SUNGAI GANGGA

Tentu kita tidak asing lagi dengan negara India ya gaess. India merupakan pusatnya peradaban kuno, Selain peradaban Lembah Sungai Shindu, di India kuno ditemukan pula  peradaban  Lembah  Sungai  Gangga yang terletak  antara Pegunungan Himalaya, dan Pegunungan Windya.  Peradaban ini mulai  berkembang sejak masuknya bangsa Arya ke India dengan terbentuknya budaya Hindu.


Baca juga   : Peradaban Mesopotamia


a. Kebudayaan Hindu

Bangsa arya semula merupakan bangsa pengembara alias nomaden, namun setelah  sampai di India bangsa Arya ini mulai menetap. Berubahnya  pola hidup  bangsa Arya dari  seorang pengembara menjadi hidup menetap dari nomaden ke sendenter, melahirkan kebudayaan campuran dengan bangsa aslinya, yaitu  bangsa  dravida / Hindu dan kebudayaanya  disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (negeri orang Arya) dan Hindustan (tanah milik orang Hindu).

Baca juga : 

35 SOAL PILIHAN GANDA DAN ESSAY PRAAKSARA INDONESIA PART 2

Bangsa Hindu melahirkan karya sastra berupa  kitab Weda yang berisi  cerita  kepahlawanan bangsa Arya dan puji-pujian kepada dewa. Kitab Suci Weda terdiri  dari empat bagian, yaitu:

 


(1)  Reg-Weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa-dewa.

(2)  Sama-Weda, berisi nyanyian  untuk  memuja dewa.

(3)  Yayur-Weda, berisi bacaan untuk  keselamatan.

(4)  Atharwa-Weda, berisi ilmu untuk menghilangkan marabahaya.


Selain Kitab Suci Weda, terdapat Kitab Brahmana yang isinya doa-doa ucapan Brahmana saat dilangsungkan upacara, dan Kitab Upanishad yang isinya ajaran keagamaan dari guru.

Ajaran Hindu mengenal banyak dewa (polytheisme), namun dewa yang utama adalah Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang disebut juga Tri Murti.

Bangsa Arya mengatur tatanan sosial masyarakat yang dijumpainya dengan sistem kasta. Sistem kasta terdiri  dari 4 bagian, yakni:

(1)  Kasta Brahmana : kaum agamawan.

(2)  Kasta Kstaria  : kaum pemerintahan.

(3)  Kasta Waisya : kaum petani dan pedagang.

(4)  Kasta Sudra : kaum pekerja. dan juga kasta paria (tidak berkasta) yang terdiri dari para gelandangan.

Selain sistem  kepercayaan,  bangsa Arya juga membangun sistem  kemasyarakatan. Dari  kitab  Rig−Veda kita memperoleh gambaran tentang  kehidupan masyarakat pada masa itu.

Kitab lain  yang dianggap  suci dalam  agama Hindu adalah Purana.  Kitab  ini terdiri  dari 18 bab dengan isinya yang berbeda−beda. Namun secara umum, ke−18 bab ini memuat hal− hal berikut  ini.

(1)  Sarga memuat cerita tentang  penciptaan alam semesta.

(2)   Pratisarga memuat cerita tentang penciptaaan kembali dunia setiap kali di dunia  lenyap.

 (3)  Wamca memuat cerita tentang  asal usul para dewa dan resi.

(4)   Manwantarani memuat cerita tentang pembagian waktu satu hari Brahma.

(5)   Wamcanucarita memuat  cerita  tentang  raja−raja  yang memerintah di atas dunia.

Pada saat ini, dalam agama Hindu juga muncul aliran−aliran tertentu. Aliran−aliran ini umumnya didasarkan pada nama dewa yang mereka puja. Di antaranya  Aliran Hindu Siwa yang memuja Dewa Siwa dan aliran Hindu Waisnawa yang memuja Dewa Wisnu.

 b.  Agama Buddha


Agama Buddha  diajarkan  oleh Sidharta  Gautama  Sang Buddha (artinya  Yang Diterangi/Yang Disinari). Pada awalnya, Sidharta Gautama adalah seorang pangeran  di Kerajaan  Kapilawastu  dan termasuk  golongan  Kasta  Ksatria.  Gaya hidup  yang dijalani Sidharta semenjak kecil selalu dalam kemewahan dan serba berkecukupan, walaupun  begitu  tidak  pernah  merasakan ketenangan batiniah. Pada suatu masa dia mencari  ketenangan untuk melepaskan samsara (penderitaan) yang dialaminya dengan cara bersemedi  di bawah pohon  pipala (bodhi). Kurang  lebih  7 tahun  ia mendapatkan sinar terang di hatinya dan menjadi Sang Buddha.  Ajarannya  pertama  kali mulai  diperkenalkan kepada masyarakat di Taman  Rusa Benares.

Buddha  percaya pada reinkarnasi dan  karma,  yang telah membuat  hidupnya sengsara,  oleh  karena  itu  manusia  harus memutuskan kesengsaraanya  dengan  delapan  jalan suci, yakni pandangan yang benar,  niat  yang benar,  berbicara  yang benar, berbuat  yang benar,  penghidupan yang benar,  berusaha  yang benar, perhatian yang benar dan bersemedi yang benar.

Berbeda  dengan  agama  Hindu, agama  Buddha  tidak mengenal kasta dan memandang kedudukan manusia yang sama di dalam susunan  masyarakat.  Oleh karena  itu, agama Buddha sangat diminati oleh masyarakat yang bergolongan  rendah.

Tiga  unsur  utama  yang terdapat  dalam  ajaran  Buddha, sebagai berikut:

(1)          Sang Buddha, berbakti  kepada Sang Buddha.

(2)          Dharma,  berbakti  kepada ajarannya.

(3)          Sangha, berbakti  kepada umatnya.

Keseluruhan ajaran  Buddha  kemudian dibukukan dalam Kitab Tripitaka. Kitab  Tripitaka menjadi  pedoman  ritual  bagi kehidupan para pengikutnya. Kitab ini terdiri dari tiga kumpulan tulisan, yakni Sutra Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharma Pitaka.

Sang Buddha wafat pada tahun 483 di Kucinagara, ajarannya berkembang menjadi  dua aliran  yang berbeda,  yaitu  Buddha Hinayana  dan Buddha  Mahayana.  Buddha  Hinayana  memiliki sifat tertutup dengan bertujuan pembebasan samsara hanya bagi dirinya sendiri, sedangkan Buddha Mahayana bersifat terbuka dengan  bertujuan pembebasan  lebih  luas, selain untuk  dirinya sendiri juga bagi orang lain.

Perkembangan agama Buddha  di India  mencapai  puncak kejayaannya  pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya (273 − 232 SM). Pada masa itu, Raja Ashoka menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Ia juga memerintahkan pembuatan stupa−stupa  Buddha di berbagai tempat.


c.  Aliran Jaina

Rekasi terhadap  dominasi Brahmana  dalam budaya Hindu tidak hanya melahirkan agama Buddha, juga aliran Jaina yang diajarkan oleh Mahavira pada tahun  540-468 SM. Aliran  Jaina melarang menyakiti makhluk lain  tetapi  menyakiti diri  sendiri  dapat dibenarkan. Pembebasan rasa ketersiksaan batin dapat dilakukan dengan melakukan Tri Ratna atau Tiga Permata, yakni iman yang benar, pengetahuan yang benar dan sikap yang benar.

Aliran  Jaina  tidak  mengenal  adanya  sang pencipta  dan menolak  adanya upacara-upacara ritual.  Oleh sebab itu, banyak peminatnya terdiri  dari golongan pedagang yang tidak memiliki waktu  untuk  urusan  ritual  dan  lebih  mementingkan jalannya usaha. Selain itu,  tidak  adanya  pembagian  kasta diminati pula oleh golongan kasta rendah.

Yang lebih  menarik  pada ajaran  Jaina adalah  menganggap dunia sebagai sesuatu yang dosa dan jahat sehingga tidak mementingkan hal-hal  yang  duniawi,  salah  satunya  adalah penggunaan pakaian yang tidak mementingkan unsur keindahan atau mode.

Antara ajaran Jaina dan Buddha memiliki  kesamaan dalam hal larangan  atau dikenal dengan istilah dasasila, di antaranya:

 (1)          jangan membunuh;

(2)          jangan mengambil hak orang lain;

(3)          jangan berzina;

(4)          jangan berbohong;

(5)          jangan minum  minuman keras;

(6)          jangan makan sebelum waktunya;

(7)          jangan mengunjungi tempat berfoya-foya;

(8)          jangan memakai pakaian bagus;

(9)          jangan tidur  di tempat yang enak;

 (10) jangan menerima  pemberian  uang.

Ajaran Jaina banyak dianut oleh orang-orang India, walaupun tidak sebanyak penganut  agama Hindu, fikiran aliran ini masih memengaruhi perilaku orang India sekarang.


d.  Pemerintahan

Pemerintahan yang pernah berkuasa di wilayah Lembah  Sungai Gangga adalah Kerajaan Gupta. Kerajaan ini erat kaitannya dengan keberadaan Kerajaan Maurya di Lembah Sungai Shindu. Runtuhnya kerajaan ini mendorong timbulnya Kerajaan  Gupta yang menguasai India.

1)   Kerajaan Candragupta

Raja-raja yang pernah  berkuasa di Kerajaan  Gupta, yaitu:

1)            Candragupta I (320-330)

2)            Samudragupta (330-375)

3)            Candragupta II (375-415)

Pada  masa  Candragupta II,  kondisi  Kerajaan  Gupta mengalami kemajuan yang pesat terutama di bidang perdagangan, kesenian dan ilmu pengetahuan, bahkan pada masa ini ditemukan teknologi pembuatan cat, pengawetan kulit dan pembuatan kaca.

 


2)  Kerajaan Harsha

Setelah  Candragupta II wafat, Kerajaan  Gupta  mulai  mundur malah membawa India mengalami masa kemunduran selama dua abad hingga muncul kembali masa kejayaan India dengan berdirinya Kerajaan  Harsha  pada  abad  ke-7 dengan  ibukota Kanay. Kerajaan  ini pun akhirnya  runtuh pada abad ke-11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN UNGGULAN

KISI-KISI SEJARAH X SOAL AKM

  CONTOH KISI -KISI SOAL AKM KLS X  MATA PELAJARAN IPS SEJARAH TAHUN 2022-2023