Agama Hindhu sebenarnya merupakan sinkretisme antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida. Sifatnya Polytheisme yaitu percaya terhadap banyak dewa. Tiap-tiap dewa merupakan lambang kekuatan terhadap alam. Beberapa dewa yang terkenal adalah : Prativi (Dewa Bumi), Surya (Dewa Matahari), Bayu (Dewa Angin), Baruna (Dewa Laut), Agni (Dewa api) dan sebagainya.
Dalam agama Hindhu diajarkan bahwa hidup didunia
merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraan (samsara) akibat perbuatan
(karma) yang kurang baik pada masa sebelumnya. Manusia yang dilahirkan kembali
(reinkarnasi) memperoleh kesempatan untuk memperbaiki diri, sehingga pada
kelahirannya nanti dapat dilahirkan dalam kasta yang lebih tinggi. Sebaliknya
jika berbuat jahat, akan dilahirkan dalam kasta yang lebih rendah atau menjadi
binatang. Seseorang yang telah sempurna hidupnya dapat mencapai moksa yaitu
lepas dari samsara dan tidak dilahirkan kembali tetapi tinggal abadi di
Nirwana.
Ada beberapa cara untuk mencapai nirwana :
1. Manusia wajib
menjalankan dharma, artha dan kama
Dharma : memenuhi kewajiban sebagai manusia
Artha : menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya
Kama : tidak berlebihan merasakan kenikmatan duniawi
2. Untuk Triwangsa
(Brahmana, Ksatria, Waisya) diwajibkan mempelajari kitab suci Weda dan berbakti
kepada gurunya. Setelah dewasa meningkat menjadi grehasta (menjadi kepala keluarga). Setelah tua, hidup yang dijalani adalah Vanaprasta yaitu menjadi penghuni hutan dan menjalankan hidup sebagai periwrajaka artinya orang yang
pergi atau hilang.
3. Melakukan
upacara keagamaan atau Yajna.
Yajna ada dua yaitu Yajna besar dan Yajna kecil.
Kitab suci agama Hindu disebut Weda artinya pengetahuan
tentang agama. Weda terdiri dari empat kitab atau jilid :
a. Regweda berisi
tentang ajaran-ajaran Hindu. Regweda merupakan kitab yang tertua dan
kemungkinan muncul pada waktu bangsa Arya masih berada di Punjab.
b. Samaweda berisi
nyanyian pujaan yang wajib dilakukan pada waktu upacara agama.
c. Yajurweda
berisi doa-doa yang dibacakan pada waktu diselenggarakan upacara agama.
d. Arthawaweda berisi doa-doa, untuk
menyembuhkan penyakit, doa untuk memerangi raksasa.
Disamping kitab Weda juga dikenal Kitab
Brahmanas, Kitab Upanisad dan Kitab Aranyakas. Kitab Brahmanas
adalah tafsir kitab weda yang berisi pedoman ritual keagamaan bagi para
Brahmana, kitab upanisad berisi ajaran tentang cara-cara menghindarkan
diri dari samsara (wejangan mengenai kehidupan gaib) dan Kitab Aranyakas merupakan
kitab untuk para pertapa .
Sekitar abad ke 6 SM, agama Hindhu mengalami kemunduran,
yang disebabkan oleh :
- - Kaum Brahmana memonopoli upacara keagamaan dan bahkan bertindak sewenang-wenang Contoh : memastikan banyaknya korban yang harus diserahkan.
- - Munculnya golongan yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati yaitu golongan Budha yang dihimpun oleh Sidharta.
Di dalam agama Hindu dikenal adanya catur wangsa atau catur
warna artinya empat keturunan atau kasta,
yaitu :
- Kasta Brahmana, umumnya terdiri dari para pendeta, bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan
- Kasta Ksatriya, merupakan keturunan bangsawan, menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan negara.
- 3. Kasta Waisya terdiri dari kaum petani dan pedagang
- 4. Kasta Sudra yaitu golongan pekerja kasar, sebagai pekerja atau pelayan.
Diluar
keempat kasta tersebut terdapat masyarakat yang berada diluar kasta, yaitu
golongan Paria yang meliputi pengemis dan gelandangan.
Jenazah penganut agama Hindu biasanya dibakar (Ngaben
menurut istilah Bali) dimaksudkan agar jasmani terlepas dari rokhani. Sebab
perpaduan antara jasmani dan rokhani melahirkan kehidupan yang samsara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar