Pages

Jumat, 23 Oktober 2020

CANDI JAGO, TUMPANG MALANG

Candi Jago (Negarakertagama menyebutnya Candi Jajaghu) merupakan  candi  Siwa-Buddha  (agama Tantrayana ), disebut  juga Candi Tumpang karena terletak di Desa Tumpang, 19 kilometer sebelah timur kota Malang. Candi ini dibangun oleh Raja Kertanegara dari Singasari sebagai penghormatan terhadap Wisnuwardhana, ayahnya. Arsitekturnya bersusun  tiga (berundak) menggambarkan akulturasi budaya Hindu dengan Konsep Punden Berundak jaman praaksara di Indonesia . Tubuh  candi terletak di bagian belakang kaki candi. Candi  Jago dihiasi  ornamen  sangat  mewah  serta  gambar timbul  (relief) yang melukiskan cerita-cerita  binatang,  cerita Kunjarakanda, Arjuna,  dan  Kresna.  Karakter tokoh-tokohnya yang tercetak  di reliefnya:  berbadan  bungkuk,  berkepala  besar; dikelilingi bunga-bungaan dan tumbuh-tumbuhan; sikap kaki, bahu  dan  lengan  yang tak  biasa, menimbulkan kesan  seperti wayang. Pada  gambar  timbul  tersebut,  sering  terdapat  lukisan pekarangan  rumah  dengan balai; seperti yang masih terdapat  di Bali dewasa ini, yakni teras (bertingkat) dari batu. Di atas teras terdapat empat tiang dengan sebuah atap di atasnya. Antara teras dan atap terdapat  lantai tempat duduk  dari kayu. baca juga Candi prambanan

Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Khresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita fabel. Untuk mengikuti urutan cerita relief Candi Jago kita berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).


Pada sudut kiri (barat laut) Candi Jago terlukis awal cerita binatang seperti halnya cerita Tantri. Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada dinding depan candi terdapat fabel, yaitu kura-kura. Ada dua kura-kura yang diterbangkan oleh seekor angsa dengan cara kura-kura tadi menggigit setangkai kayu. Di tengah perjalanan kura-kura ditertawakan oleh segerombolan serigala. Mereka mendengar dan kura-kura membalas dengan kata-kata (berucap), sehingga terbukalah mulutnya. Ia terjatuh karena terlepas dari gigitan kayunya. Kura-kura menjadi makanan serigala. Maknanya kurang lebih memberikan nasihat, janganlah mundur dalam usaha atau pekerjaan hanya karena hinaan orang.

Pada sudut timur laut terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa Kunjarakarna. Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana untuk mempelajari ajaran Buddha. Beberapa hiasan dan relief pada kaki candi berupa cerita Kunjarakarna. Cerita ini bersifat dedaktif dalam kepercayaan Buddha, antara lain dikisahkan tentang raksasa Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. Setelah diberi nasihat dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa terkabul.



Pada teras ketiga terdapat cerita Arjunawiwaha yang meriwayatkan perkawinan Arjuna dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah Arjuna mengalahkan raksasa Niwatakawaca.
baca juga Benteng Vanden Bosh

Hiasan pada badan Candi Jago tidak sebanyak pada kakinya. Yang terlihat pada badan adalah relief adegan Kalayawana, yang ada hubungannya dengan cerita Kresnayana. Relief ini berkisah tentang peperangan antara raja Kalayawana dengan Kresna. Sedangkan pada bagian atap candi yang dikirakan dulu dibuat dari atap kayu/ijuk, sekarang sudah tidak ada bekasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTINGAN UNGGULAN

KISI-KISI SEJARAH X SOAL AKM

  CONTOH KISI -KISI SOAL AKM KLS X  MATA PELAJARAN IPS SEJARAH TAHUN 2022-2023