Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah peninggalan masa lampau yang berasal dari agama hindu – budha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa – dewa. Namun demikian, istilah candi tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs – situs
purbakala lain dari masa hindhu – Buddha atau klasik Indonesia, baik sebagai istana,pemandian/petirtaan, gapuradan sebagainya. candi dari asal katanya CANDIKAGHRA. Candika = Dewi maut (di Indonesia dikenal Bethari Durga = Durga Sura Mahesa Mardhani) dan GRHA = GRAHA = GRIYA/GRIYO yang artinya rumah. Jadi Candi menurut mereka adalah rumah untuk bethari Durga = rumah dewi maut. Wujud Ciwa Durga Sura Mahesa Mardhani dapat kita jumpai di candi Prambanan pada Candi Ciwa, pada wujud patung yang oleh masyarakat setempat dikenal sebagai Roro Jonggrang. Jadi pada masa klasik candi dipahami sebagai tempat suci untuk bakti kepada para dewa. Namun dalam perkembangannya istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah dengan bentuk bangunan layaknya bangunan peribadatan saja. Hampir semua situssitus purbakala dari masa HinduBudha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi.Hampir semua ahli sejarah sependapat bahwa konsep dan arsitek candi berasal dari pengaruh Hindu dari India yang menyebar pengaruhnya hingga ke Nusantara sekitar abad ke 4 hingga abad ke 15. Pengertian pengaruh Hindu di sini adalah untuk menyebut semua bentuk pengaruh yang berasal dari India yang masuk ke Nusantara pada periode yang disebutkan di atas. Pengaruhpengaruh itu diantaranya agama/kepercayaan Hindu dan Budha dengan tata cara ritualnya, Bahasa dan tulisan (Sansekerta dan Palawa), Konsep kasta dalam masyarakat (stratifikasi sosial), sistem pemerintahan feodal dan arsitektur bangunan. Dari tempat asalnya, fungsi candi merupakan bangunan suci untuk pemujaan/upacara ritual kepada para dewa. Setibanya di Nusantara fungsi candi tidak hanya difungsikan untuk pemujaan (bangunan suci) tetapi juga untuk tempat perabuan (baca=kuburan). Dimasa kerajaan Hindu - Budha berjaya di tanah air, jenazah para raja yang diyakini sebagai titisan dewa setelah dikremasi (diperabukan=dibakar) ditanam di candi pada suatu wadah yang disebut peripih. Dalam istilah kuno proses ritual demikian diistilahkan dengan kata dicandikan, artinya dimakamkan di candi.
Perbedaan Candi di Jawa Tengah dan di Jawa Timur
No | Perbedaan | Candi Jawa Tengah | Candi Jawa Timur |
1 | Bentuk | Tambun(pendek, besar) | Ramping |
2 | Atap | Stupa/Ratna | Kubus |
3 | Ragam Hias | Tim bul, Natural |
- |
4 | Menghadap Arah | Timur | Barat |
5 | Letak Candi Induk | Tengah | Belakang |
6 | Pintu | Relung(kalama kara) | - |
7 | Bahan Dasar | Batu Kali/Batu Andesit | Batu Bata |
Di Jawa Tengah sebagian besar candinya adalah peninggalan kerajaan-kerajaan Budha, namun Candi di Jawa Timur sebagian besar adalah peninggalan Kerajaan-kerajaan Hindu.
Candi-candi jenis Jawa Tengah di bagian utara, yang terpenting adalah:
- Candi Gunung Wukir dekat Magelang, yang berhubungan dengan prasasti Canggal tahun 732;
- Kelompok Candi Dieng, yang terdiri atas berbagai candi yang oleh penduduk diberi nama-nama wayang, seperti Bima, Samiaji, Arjuna, Gatutkoco, Semar, Srikandi, Dwarawati, dan sebagainya. Di dekat Candi Arjuna didapatkan sebuah prasasti yag bertanggal tahun 809;
- Kelompok Candi Gedong Songo di lereng Gunung Ungaran;
- Motif arsitektur yang sama juga terletak di Candi Badut dekat Malang, yang berhubungan dengan Prasasti Dinoyo tahun 760.
Baca juga: Bank soal Sejarah Indonesia Part V
Candi-candi jenis Jawa Tengah di bagian selatan, yang terpenting adalah:
- Candi Kalasan, dekat Yogyakarta yang didirikan dalma tahun 778;
- Candi Sari, letaknya di dekat Candi Kalasan
- Candi Borobudur, yang dalam bentuk dasarnya merupakan punden berundak-undak tetapi disesuaikan dengan agama Buddha Mahayana untuk menggambarkan kamadhatu (bagian kaki yang tertimbun dan tertutup oleh susunan batu-batu rata), rupadhatu (bagian yang terdiri atas lorong-lorong dengan pagar-pagar tembok dan penuh hiasan serta relief-relief yang seluruhnya sampai 4 km panjangnya), dan arupadhatu (bagian atas yang terdiri atas batur-batur bundar, dengan lingkaran-lingkaran stupa yang semuanya tidak dihiasi sama sekali). Puncaknya berupa stupa yang besar sekali. Arca Buddha di Borobudur banyak sekali, diperkirakan berjumlah 505 buah;
- Candi Mendut, di sebelah timur Candi Borobudur, yang di dalamnya memuat 3 arca batu besar sekali, yaitu Buddha diapit oleh Padmapani dan Wajrapani;
- Kelompok Candi Sewu, di dekat desa Prambanan, yang terdiri atas sebuah candi induk dikelilingi oleh kurang lebih 250 buah candi-candi perwara yang tersusun dalam 4 baris;
- Kelompok Candi Plaosan, di sebelah timur Candi Sewu, yang terdiri atas 2 buah candi induk dikelilingi oleh 2 baris stupa dan 2 baris candi perwara ,letak candi Plaosan berada di kecamatan Prambanan Klaten Jawa Tengah
- Kelompok Candi Loro Jonggrang di desa Prambanan. Yang disusun demikan sehingga candi induknya untuk Siwa diapit oleh candi-candi untuk Brahmana dan Wisnu dan dengan beberapa candi perwara lainnya merupakan pusat kelompok yang dikelilingi oleh lebih dari 200 buah candi perwara yang tersusun menjadi 4 baris.
Candi-candi jenis Jawa Timur, yang terpenting adalah:
- Candi Kidal, letaknya dekat Malang, disebut juga Candi Anusapati;
- Candi Jago, letaknya dekat Malang, di sebut juga Candi Wisnudharma;
Candi Jago
3. Candi Singosari, letaknya dekat Malang, disebut juga Candi Kertanagara;
Candi Singasari
CONTOH CANDI JAWA TIMUR YANG LAIN
- Candi Jawi, letaknya dekat Prigen Pasuruan Jawa timur
- Candi Jabung, letaknya dekat Kraksaan, berupa bangunan stupa yang besar dan tinggi;
- Bangunan-bangunan lain yang juga sering disebut sebagai candi adalah gapura-gapura. Masyarakat awam yang berada di sekitar bangunan memang menyebutnya sebagai candi karena bentunknya memang mirip candi, namun sebenarnya hanyalah berupa bangunan yang mirip pintu masuk menuju ke suatu tempat. Gapura mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu padu raksa dan candi bentar. Pola padu raksa dapat kita lihat pada Candi Bajag Ratu yang bagian atas kedua candi tersebut menyatu. Jenis gapura yang kedua adalah yang bentuknya seperti bangunan candi yang dibelah dua, sebagai tempat jalan keluar masuk. Gapura yang semacam ini yang sering disebut sebagai candi, contohnya adalah Candi Waringin Lawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar