Latar Belakang Perjanjian Roem Royen
Perundingan Roem Royen awalnya dilatarbelakangi agresi militer Belanda II dengan menyerbu Yogyakarta tanggal 19 Desember 1948. Pada serangan ini Belanda berhasil menawan presiden Sukarno wakil presiden Moh.Hatta dan sejumlah mentri. Tokoh-tokoh tersebut kemudian dibuang ke Pulau Bangka. Hal ini kemudian mengundang kecaman dari dunia internasional terutama dari Amerika Serikat dan Dewan keamanan PBB yang kemudian membentuk UNCI
Tokoh Perundingan Roem-Royen.
Delegasi Indonesia
Ketua : Mohammad Roem.
Anggota : Ali Sastro Amijoyo, Dr. Leimena, Ir. Juanda, Prof. Supomo, dan Latuharhary.
Delegasi Belanda.
Ketua : Dr. J. Herman van Royen.
Anggota : Blom, Jacob, dr. Van, dr. Gede, Dr. P. J. Koets, Van Hoogstratendan dan Dr. Gieben.
Mediator : UNCI yang diketuai Merle Cochran dari USA
Hasil perundingan Roem-Royen antara lain adalah :
- Angkatan bersenjata Republik Indonesia harus menghentikan semua aktivitas gerilya.
- Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB).
- Kembalinya pemerintahan Republik Indonesia ke kota Yogyakarta.
- Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tahanan perang dan politik.
- Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari Negara Indonesia Serikat.
- Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat.
- Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan persamaan hak.
- Belanda memberikan semua hak, kekuasaan dan kewajiban kepada Indonesia
Baca juga: Perundingan Linggarjati
Baca juga : perundingan Renvil
Baca juga : Perundingan Roem-Royen
Baca juga : perundingan KII
Baca juga :Penjanjian Saragosa dan Tordasilas
Dampak Perundingan Roem Royen
- pembebasan tahanan politik .
- Pengembalian Soekarno dan Hatta kembali ke Yogyakarta setelah diasingkan.
- Yogyakarta menjadi ibukota sementara dari Indonesia lagi.
- Terjadi juga penyerahan mandat dari Sjafruddin Prawiranegara sebagai presiden PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) kembali kepada Ir. Soekarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar